muwahid al fauzan. Diberdayakan oleh Blogger.

COBAAN ( Meretas Galau)

Jumat, 28 Maret 2014




     Dunia merupakan negeri cobaan bagi setiap manusia. Tidak ada seseorangpun yang hidup di dunia tanpa diuji.  Allah menimpakan ujian kepada orang orang yang beriman pada khususnuya dan kepada manusia pada umumnya. Dan beruntunglah mereka yang beriman kepada Allah serta bertakwa kepadanya. Sungguh dalam ketakwaan  itu Allah memberi petunjuk kepadanya. Sebagaimana firman Allah ;

Surat At Taghaabun ayat ke 11

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

  
     Cobaan dan ujian adalah awal/penyebab dari kegalauan (kesedihan). Semakin besar ujian yang didapatkan maka akan semakin besar tingkat kegalauan yang ia akan alami. Namun dengan  Keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Robb nya merupakan suatu yang daripadanya ia diberikan petunjuk (jalan keluar) dari cobaan yang dihadapinya. Dengan cobaan itu maka terlihatlah kualitas diri dalam keimanan dan ketakwaanya kepada Sang Pencipta

 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah berkata, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menguji hamba-Nya yang beriman tidak untuk membinasakannya, tetapi untuk menguji sejauh manakah kesabaran dan penghambaannya. Sebab, sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala wajib diibadahi dalam kondisi sulit dan dalam hal-hal yang tidak disukai (oleh jiwa), sebagaimana pula Dia Subhanahu wata’ala wajib diibadahi dalam hal-hal yang disukai. Kebanyakan orang siap mempersembahkan penghambaannya kepada Allah Subhanahu wata’ala dalam hal-hal yang disukainya. Karena itu, perhatikanlah penghambaan kepada-Nya dalam hal-hal yang tak disukai. Sebab, di situlah letak perbedaan yang membedakan kualitas para hamba. Kedudukan mereka di sisi Allah Subhanahu wata’ala pun sangat bergantung pada perbedaan kualitas tersebut.” (al-Wabil ash-Shayyib, hlm. 5)


      Tujuan Allah menguji hamba-Nya yang beriman ialah untuk melihat siapakah yang paling baik amalanya ketika ia sedang di uji. Apakah ia ikhlas dan bersabar atau malah sebaliknya marah, mengeluh terhadap ketetapan Allah terhadap dirinya. Sebagaimana Firman Allah;


  
Surat Al-Mulk Ayat ke 2

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”


     Tiga jenis dari ujian dan cobaan itu berupa :


1. Ujian menjalankan perintah perintah Allah yang diwajibkan.
2. Ujian dalam menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah.
3. Musibah yang menimpa seseorang manusia


Dan senjata yang paling ampuh adalah kesabaran dalam menjalani 3 ujian tersebut. inshaAllah pembahasan mengenai sabar dibahas pada bab berikutnya.

      Ujian yang menimpa manusia beragam bentuknya berupa penderitaan terhadap jiwa dan harta ataupun kesenagan dunia yang Allah anugrahkan kepadanya. Seseorang biasanya mengatakan ia di uji ketika ia mengalami penderitaan saja namun pada hakekatnya kesenagan yang Allah berikan merupakan Ujian bagi orang orang yang berfikir.

     Kesenagan dunia memelalaikanya dari beribadah dan  rasa syukur kepada Allah, sehingga Allah tidak menenagkan hatinya karena ia kufur terhadap nikmat yang Allah berikan, ia memiliki banyak harta namun  hatinya merasa tidak puas sehingga ia terus mencari hingga ia tidak memperhatikan lagi harta yang ia usahakan itu diridhoi oleh Allah (halal) ataukah yang Allah murkai (haram). Dari kesibukan itu menjadi lalai (bermaksiat) terhadap kewajiban yang Robb nya perintahkan. Sebagaimana Firman Allah ;
   

Surat Al-Anbiya ayat ke 35

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”


     Jika seseorang berfikir tentang musibah yang terjadi kepadanya. Maka ia akan sadar bahwa sebab dari Allah menurunkan ujian dan musibah adalah karena perbuatanya dosa yang ia dahulu lakukan. Perbuatan itu berupa bermaksiat kepada Allah (syirik, bid’ah dan dosa dosa besar lainya), ataupun perbuatanya yang jelek terhadap semua yang diciptakan Allah ( manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta). Sebagaimana firman Allah;


  
Surat Asy Syura ayat ke 30

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”


     Sebagai contoh, ketika terjadi tanah longsor di suatu perbukitan yang telah gundul, jika ditelaah maka itu adalah hasil dari perbutan manusia terhadap alam yang mengekploitasi secara berlebihan sehingga dalam keadaan itu Allah menurunkan bencana kepada mereka. Begitu juga permisalan terhadap musibah musibah lainya.
   
     Terputusnya ujian di dunia terhadap manusia adalah saat kematian. Dan pada saat itulah semua yang ia usahakan sudah berakhir untuk kehidupan akhiratnya. Dan beruntunglah kepada manusia yang pada saat ia di uji oleh Allah, Allah memberikanya petunjuk disebabkan ia beriman dan taat kepadaNya, tidak mengeluh (ikhlas) ,dan  bersabar. Dan akibat dari keimanan, ketakwaan, kesabaran dan keiklasan dalam menghadapi ujian tersebut Allah akan memasukan ke dalam surga-Nya


Surat Al-Baqarah ayat ke 214

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?”
   

    Ujian dan cobaan yang dihadapi seorang muslim merupakan penghapus dosa dosa kecilnya. hal ini dapat terjadi apabila seseorang dalam menghadapi ujian tersebut ia dapat berlaku sabar dan ikhlas atas ketetapan Allah.  Apabila tertimpa musibah maka seharusnya janganlah menganggap itu kesedihan ataupun rasa sakit, karena di balik itu Allah akan menggantikan yang lebih baik berupa pahala yang menghapuskan dosa dosa. Sebagaimana firman Allah Subhanallau wa Ta’ala


  

Surat Hud ayat ke114

”Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”

Dan sebagaimana sabda Rasullullah

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

”Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya.” (Shahih Muslim No.4671)

   Ada dua keadaan ketika seorang manusia bersikap dalam menghadapi ujian dan cobaan :

  1. Ia mengingat dan mengharapkan pahala dari Allah atas cobaan tersebut sehingga Allah memberikanya penghapusan dosa dosa dan tambahan kebaikan untuknya ( bersikap sabar dan ikhlas terhadap ujian tersebut).
  2. Ia lupa akan janji Allah terhadapnya sehingga sesaklah dan sempitlah dadanya. Ia lupa akan pahala yang ia akan dapatkan jika ia bersabar dan iklas.

Maka hendaknya jika tertimpa musibah dan ujian ia memilih keadaan yang pertama karena akan berdampak baik untuknya.

  
       Begitu juga Allah memerintahkan kepada hambanya apabila ia tertimpa musibah hendaknya mengucapkan :

إِنَّا ِللهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

(Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNya­lah kita semua akan kembali)

Sebagaimana Allah berfirman ;


Surat Al Baqarahayat ke 155-157

 "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."


Dan sebagaimana sabda Rasullullah

Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan:
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un.
Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa
(Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik)”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”

Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[HR. Muslim  no. 918]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Jadwal Kajian Salafy Kota Bengkulu

Tempat :Mushola Shelter Universiras Bengkulu (UNIB) waktu :Setiap Sabtu Ba'da Magrib s/d Isya Pembahasan : Kitab Aqidah Thawiyah . . . . . . Tempat :Mesjid SMPN 18 Kota Bengkulu waktu :Setiap Senen Ba'da Magrib s/d Isya Pembahasan :Tafsir Alqu'an . . . . . . . Tempat :Masjid Al-Ikhlas dekat SMAN 07 Kota Bengkulu waktu :Setiap Sabtu Ba'da Magrib s/d Isya Pembahasan :Fiqih Muyasar

Blogroll

Most Reading