·
Keutamaan
Sholat berjamaah
Sholat berjamah mempunyai keutamaan
tersendiri, baik dari segi pahala yang didapatkan maupun meleburkan dosa dosa
yang telah kita perbuat. Berikut hadits yang menjelaskan keutamaan sholat
berjamaah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA. bahwa Rasullullah
SAW pernah bersabda: “ sholat jamaah lebih utama 27 kali lipat daripada sholat
sendirian.” (Al-bukhari : 645)
Adapun
sholat berjamaah yang mempunyai keutamaan yang besar yaitu sholat subuh karena
pada pelaksanaanya langsung disaksikan oleh para malaikat. Dan juga diutamakan
shoalat berjamaah pada waktu isya. Berikut hadits yang menjelaskan tentang
perkara ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata : Saya
mendengar Rasullullah SAW bersabda ,” sholat berjamaah pahalanya 25 kali lipat
daripada sholat sendirian . para malaikat yang bertugas pada malam hari
berkumpul dengan malaikat yang bertugas pada siang hari ketika sholat subuh.”
Kemudian Abu Hurairah mengatakan : jika kamu mau, perhatikanlah ayat ( yang
Artinya) : “ sesungguhnya sholat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat” (QS. Al-Isra
:78). (Al-bukhari: 648)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata :
Rasulullah SAW telah bersabda , “ salat yang paling berat bagi orang orang
munafik adalah salat subuh dan isya. Seandainya mereka mengetahui betapa besar
pahala kedua salat tersebut dengan berjamaah niscaya mereka akan mendatanginya
meskipun harus dengan merangkak.” (Al-Bukhari : 657)
·
Dikumandangkan
Iqamah merupakan tanda akan diselenggarakan sholat Wajib.
Iqamah menurut dalil,
dikumandangkan jika imam (rawatib) telah datang ke masjid. berikut dalil yang
menyatakan hal tersebut.
Dari Jabir bin Samurah RA
dia berkata “ Bilal senantiasa Adzan apabila matahari telah condong (waktunya
telah tiba) dan dia tidak menyerukan iqamah hingga nabi SAW keluar . apabila
dia telah keluar, maka bilal mengumandangkan iqaqmah ketika dia melihat
beliau.” ( muslim 2/102)
Iqamah merupakan seruan kepada orang
banyak bahwa sholat wajib akan segera diselenggarakan. Tidak ada sholat sunnah
lagi setelah iqamah di kumandangkan . maka seseorang yang sedang mengerjakan
sholat sunnah hendaknya membatalkanya kecuali seseorang tersebut dalam posisi
tahiatulakhir . Berikut hadits yang menjelaskan tentang perkara ini
Dari Abu Hurairoh RA dari Nabi SAW
beliau bersabda “ apabila sudah dikumandangkan iqamah maka tidak ada sholat
kecuali sholat wajib. (Muslim 2/54)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Malik bin
Buhainah RA, seorang laki laki dari suku Azd bahwa ketika iqamat telah
diperdengarkan Rasullullah وسلم عليه الله صلي melihat seorang laki laki melaksanakan sholat
dua rakaat. Setelah Rasullullah وسلم عليه الله صلي mengimani salat subuh, beliau dikerumuni
oleh para jamaah, kemudian beliau menegur lakilaki yang melaksanakan shalat dua
rakaat tadi : “ apakah salat subuh itu empat rakaat ? apakah sholat subuh itu
empat rakaat?”
dan tidaklah dianjurkan
seseorang menunda iqamah ketika masih ada salah satu jamaah mengerjakan sholat
sunnah sedang imam (rawatib) sudah hadir.
Maka bersegeralah melakukan sholat wajib . sesuai dengan tuntunan di
atas.
·
Sutroh
( Pembatas Ketika Sholat)
Banyak diantara kaum muslimin yang sudah tidak
mengamalkan sunnah rasullullah mengenai harus adanya pembatas ketika sholat
sendiri maupun sholat berjamaah ( sutroh imam). Berikut hadist- hadits yang menjelaskan tentang pembatas ketika
sholat.
Dari Ibnu 'Umar -radhiyallahu 'anhuma-,
dia berkata: Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam-bersabda: "Janganlah
kalian shalat, kecuali
menghadap sutrah dan
janganlah kalian membiarkan seorangpun lewat
di hadapanmu, jika
dia menolak hendaklah
kamu bunuh dia,
karena sesungguhnya ada syetan yang bersamanya."
Dalam satu riwayat:
"Maka sesungguhnya syetan
melewati antara dia
dengan sutrah." Dari
Sahl bin Abu Hitsmah -radhiyallahu 'anhu-:
Dari Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-, beliau berkata:
"Jika salah seorang
dari kalian shalat
menghadap sutrah, hendaklah
ia mendekatinya, sehingga syetan tidak memutus atas
shalatnya."
“Dari sahal bin Sa’ad As;Sa’idi RA dia berkata ,” jarak antara tempat shalat
rosullullah SAW dengan dinding adalah seukuran lewatan kambing “ (Muslim 2/59)
Seperti
dinjelaskan dari beberapa hadist di atas hendaknya kita sholat menghadap kiblat
dan antara kiblat dengan seseorang yang melakukan sholat hendaknya menghadap
sutroh (pembatas) . sutroh bisa berupa pancang, atau dinding yang membatasi
orang tersebut.
Sutroh imam
merupakan sutranya makmum. Jika seseorang melewati seseorang makmum ketika
sholat maka hal tersebut tidak mengapa namun tidak diperkenankan untuk melewati
imam.
·
Pemilihan
Imam Shalat berjamaah
Seorang imam hendaknya
mempunyai beberapa kriteria yang harus di utamakan dari yang lainya. Memilih
imam (rawatib) juga tidak bisa dilihat dari jabatan seseorang, umur ataupun
pengaruhnya di masyarakat. Berikut penjelasan bagaimana memilih imam sholat
yang diajarkan oleh Rosullullah.
Dari Ibnu Mas'ud
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Yang mengimami kaum adalah orang yang paling pandai membaca al-Qur'an di
antara mereka. Jika dalam bacaan mereka sama, maka yang paling banyak
mengetahui tentang Sunnah di antara mereka. Jika dalam Sunnah mereka sama, maka
yang paling dahulu berhijrah di antara mereka. Jika dalam hijrah mereka sama,
maka yang paling dahulu masuk Islam di antara mereka." Dalam suatu riwayat:
"Yang paling tua." "Dan Janganlah seseorang mengimami orang lain
di tempat kekuasaannya dan janganlah ia duduk di rumahnya di tempat
kehormatannya kecuali dengan seidzinnya." ( Muslim)
Amar Ibnu Salamah berkata:
Ayahku berkata: Aku sampaikan sesuatu yang benar-benar dari Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Beliau bersabda: "Bila waktu sholat telah
datang, maka hendaknya seorang di antara kamu beradzan dan hendaknya orang yang
paling banyak menghapal Qur'an di antara kamu menjadi imam." Amar berkata:
Lalu mereka mencari-cari dan tidak ada seorang pun yang lebih banyak menghapal
Qur'an melebihi diriku, maka mereka memajukan aku (untuk menjadi imam) padahal
aku baru berumur enam atau tujuh tahun.
(Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i.)
·
Meluruskan
dan Merapatkan Shaff ketika Shalat Jama’ah
Di dalam shalat berjamaah, kita diwajibkan
untuk meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) shalat kita. Dan sebelum shalat
berlangsung imam hendaknya mengingatkan makmumnya untuk meluruskan shaf. Berikut penjeasanya dari beberapa hadist.
Shahabat Nu'man
bin Basyir berkata,
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menghadap kepada
manusia (jamaah shalat) lalu bersabda,
"Luruskan shaf-shaf kalian
(beliau menyebutkannya tiga
kali)! Demi Allah,
sungguh-sungguh kaliah meluruskan
shaf-shaf kalian atau Allah akan benar-benar membuat hati-hati kalian
berselisih". Maka Nu'man bin Basyir pun melihat seseorang menempelkan
bahunya kepada bahu orang di sebelahnya, dan mata kakinya dengan mata kaki
orang yang di sebelahnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Imam menghadap kea rah makmum ketika
hendak melususkan shaf (barisan)
Diriwayatkan dari Anas RA
bahwa Nabi وسلم عليه الله صلي bersabda
: “ nluruskan dan rapatkan barisan kalian , karena aku bisa melihatmu walaupun
aku membelakangimu (Beliau mengatakan itu sehabis iqamat dengan
menghadap ke makmum).” (Al- Bukhari
:719)
Selain itu, apabila kita
merapatkan shaf, maka syaithan tidak bisa masuk di celah-celah shaf.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
"Rapatkan shaf-shaf kalian,
saling dekatkan, dan
luruskan dengan leher-leher kalian. Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya,
sesungguhnya aku melihat syaithan masuk ke celah shaf
seperti seekor anak
domba" (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i,
Ibnu Hibban, dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani)
Shaf yang paling diutamakan dan paling
besar pahalannya adalah shaf shaf paling depan untuk laki laki dan shaf paling
belakang untuk perempuan dengan berpengang pada hadist berikut ini.
Dari Abu Hurairoh RA bahwasanya rasullullah
SAW telah bersabda “ seandainya manusia mengetahui (besarnya) pahala Adzan dan
Sholat (jamaah) di shaf terdepan. Kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali
dengan mengundi, pasti mereka akan mengundi. Jikalau mereka mengetahui
(besarnya) pahala mengikuti takbir imam yang pertama pasti mereka akan
berlomba, dan jikalau mereka mengetahui berapa besarnya pahala sholat jamaah
isya dan Shubuh pasti mereka akan berusaha melaksanakan meskipun dengan
merangkak.” ( Muslim 2/ 31)
·
Memulai
Sholat dengan Mengankat kedua Tangan dan Bacaan Takbir
Haruslah kita mengikuti Nabi Muhammad SAW ketika memulai sholatnya dengan berdiri
menghadap kiblat, berniat di dalam hati
dan mengangkat kedua tanganya lalu bertakbir.karena mengucapkan
takbirratul ihram adalah rukun shalat, tidak akan sah shalat seseorang tanpa
mengucapkannya Berikut
hadist yang menjelaskan temtang perkara ini.
Apabila engkau hendak mengerjakan shalat,
maka sempurnakanlah wudhu'-mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat,
lalu ucapkanlah takbiratul ihram" (Muttafaqun
'alaihi).
Dari Ibnu Umar RA , dia berkata , “ tatkala
Rasullullah وسلم عليه الله صلي berdiri untuk melalukan sholat , beliau
mengangkat dua tanganya sehingga sepadan dengan pundaknya, lalu bertakbir.
Apabila akan rukuk beliau melakukan seperti itu, serta apabila bangkit dari
ruku’ beliau juga melakukanya seperti
itu . namun beliau tidak melakukan hal itu ketika mengangkat kepalanya saat
bangun dari sujud.( Muslim 2/ 6)
Mengangkat kedua tangan juga dilakukan
Rasullullah ketika hendak ruku’ dan bangkit dari ruku’. Dan tidak melakukanya
ketika hendak sujud dan bangkit dari sujudnya.
Mengangkat tangan juga selain setentang
dengan bahu juga dibolehkan diangkat setentang telinga, bedasarkan hadits
berikut ini.
"Rasulullah صلي الله عليه
وسلم mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (di
dalam shalat)" (H.R Muslim)
·
Makmum
mengikuti imam dan tidak mendahulukan (gerakan) Imam
Makmum diperintahkan agar mengikuti apa yang
dilakukan (gerakan) imam ketika sholat dan tidak mendahului imam, perkara ini
dilandaskan dari beberapa hadist. Berikut
beberapa hadits tentang perkara
ini.
Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, “ Nabi وسلم عليه
الله صلي pernah jatuh dari kuda sehingga bagian
kananya terluka, lalu kami datang menjenguk beliau. Kemudian tiba waktu sholat
, lalu beliau sholat bersama kami sambil
duduk dan kami pun sholat di belakang beliau sambil duduk . ketika selesai
sholat beliau bersabda , “ Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Kalau imam
bertakbir maka bertakbirlah, kalau imam bersujud maka bersujudlah, kalau imam
bangun maka bangunlah, kalau imam mengucapkan , sami’Allahu liman hamidah ucapkanlah robbanaa walakal hamdu. Apabila imam sholat dengan duduk, maka
sholatlah kamu semua dengan duduk” (riwayat Muslim)
Diriwayatkan dari Al-Barra’ RA, dia berkata :
ketika Rasulullah وسلم عليه الله صلي mengucapkan
di dalam Sholat “sami’allahu liman hamidah” tidak ada seorang makmum pun
bersujud sampai nabi SAW bersujud maka
kami bersujud ( Bukhari : 690)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA Bahwa nabi وسلم عليه
الله صلي pernah bersabdda “ tidak takutkah seseorang (
seorang makmum) yang bangun dari sujud mendahului imam kelak di akhirat
kepalanya diubah oleh Allah menjadi kepala keledai, atau rupanya diubah oleh
Allah menjadi rupa keledai ?” ( Al-bukhari : 691)
·
Meletakkan
Tangan Kanan Di Atas Tangan Kiri
Seperti yang kita lakukan bahwa setiap sholat
Rasulullah وسلم عليه الله صلي memerintahkan untuk meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri di atas perut ( dada ). Berikut dalil yang
memjelaskan tentang perkara ini.
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad RA, dia berkata
: Di dalam shalat orang orang diperintahkan meletakkan tangan kanan di atas
hasta kiri. (Al-Bukhari: 740)
Berdasarkan hadits Waail
bin Hujur yang berbunyi:
Lalu Rasulullah صلي الله عليه وسلم bertakbir (takbiratul ihram) kemudian meletakkan tangan kanannya
di utas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya (H.R Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
kitab Shifat Shalat Nabi صلي الله عليه وسلم hal 88)
Dan berdasarkan hadits Wail lainnya yang berbunyi:
"Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya."
(H.R Ibnu Khuzaimah dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani
dalam Shifat Shalat Nabi صلي الله عليه وسلم hal 88)
·
Pandangan kearah tempat sujud
·
Ucapan
Setelah Takbir
Diriwayatkan dari anas RA bahwa Nabi صلي الله عليه وسلم dan Abu Bakr RA memulai sholat (sesudah takbiratul ikhram ) dengan
bacaan Alhamdulillahi robbil ‘aalamin. (Al-Bukhari : 743)
·
Imam
Dan makmum wajib membaca Al Fatihah
·
Imam
mengeraskan bacaan aamiin
·
Memperpendek
sholat berjamaah Tanpa mengurangi Kesempurnaan (sholat fardhu)
·
Surat
surat yang dianjurkan nabi صلي الله عليه وسلم untuk di baca pada sholat berjamaah
setelah surah Al-Fatihah.
·
Mengeraskan
bacaan surah pada sholat subuh, magrib dan isya
·
Memelankan
bacaan surah pada sholat dzuhur dan ashar
·
Bertakbir
dengan sempurna ketika ruku dan setelah ruku’
·
Meletakkan
telapak tangan di atas lutut
·
Doa
ketika ruku’
·
Meluruskan
punggung ketika ruku’ dengan tumaninah
·
Berdiri
tegak dengan thumaninah setelah ruku
·
Keutamaan
ucapan Allahumma robbanaa lakalhamdu
·
Bertakbir
ketika hendak ruku’, sujud dan bangun dari sujud
·
Keutamaan
sujud
·
Tujuh
bagian tubuh yang bersujud
·
Banyak
berdoa ketika sudud
·
Cara
duduk diantara dua sujud
·
Cara
duduk tasyahud awal
·
Bacaan
tasyahud awal
·
Cara
Duduk tasyahud akhir
·
Bacaan
tasyahud akhir
·
Berdoa
sebelum salam
·
Doa
yang terpilih ketika selesai membaca tasyahud akhir
·
Mengucapkan
salam ( di akhir sholat)
·
Salam
makmum setelah salam imam
·
Berdzikir
sesudah sholat
·
Imam
menghadap makmum ketika selesai sholat
bismillah. 'afwan akhi kalau kita tinggal shalat jamaah dengan tidak sengaja apa hukumnya? apakah kita berdoda?
BalasHapus